Japan won’t Leave You Anything, beside Good Memory (2)

Nadia Hanif

“makanya jangan kurang piknik!”

Quotes diatas merupakan kata-kata yang sering aku dengar akhir-akhir ini. Mulai dari kisah teman kos aku yang merupakan exchange student dari jerman hingga kisah inspiratif yang aku temukan di internet. Semuanya menyampaikan pergilah kamu dan belajarlah tentang manusia. 
Osaka saat kami tiba sudah malam. Jarak dari stasiun hingga penginapan kami cukup jauh, namun sistem transportasi di Jepang yang memang nyaman sekali membuat bis melewati depan penginapan kami. Namun bus tersebut hanya ada sebelum jam 8, lebih dari itu kami harus jalan dengan waktu tempuh sekitar setengah jam!
Penginapan yang kami tempati di Osaka selama dua malam ini kami sewa dengan cukup murah. Hanyalah sekitar 600rb untuk satu malam. Setiap orang dari kami hanya perlu membayar sekitar 100 ribu untuk menginap selama satu malam. Meskipun yang kami sewa berupa rumah dengan fasilitas yang cukup lengkap seperti adanya dapur dan kamar mandi, namun ujung-ujungnya kami hanya untel-untelan di satu kamar karena hanyalah di kamar tersebut kami memiliki pemanas. Kalau di Indonesia kami berebutan untuk mengarahkan kipas angin agar membuat udara semakin segar dan dingin, di Jepang kami berebut pemanas karena suhu di Osaka malam hari mencapai minus 7 derajat celcius. 
Kami mempunyai jatah dua hari untuk berkeliling Osaka. Semenjak dari Osaka ini, rombongan kami berpisah. Aku bersama ka Toni dan kang Urwah, sementara Hening bersama Erni. Sebenarnya tujuan aku di hari pertama di Osaka sedikit kurang jelas, karena kami berpikir untuk memanfaatkan Osaka All Day Pass yang kami punya di hari kedua. Ternyata keliling Osaka dengan tujuan gak jelas cukup menarik! Kami pun juga dapat mengunjungi tempat wisata yang cukup banyak. Dimulai dari area Dotonbori. Area ini merupakan pusat jajanan di Osaka. Segala jenis makanan ala Jepang ada disini. Kawasan ini pun relatif tidak jauh dari stasiun, sehingga mudah sekali untuk dicapai. Puas belanja untuk oleh-oleh (mostly sih kitkat dan tentunya ada cocobi nya Shinchan juga!) kami mampir di kedai takoyaki dekat dengan tempat kami belanja oleh-oleh. Takoyakinya….. Enak banget! Gimana ya definisi in enaknya, mungkin karena ini ya:


Umeda building merupakan tempat tujuan kami selanjutnya. Salah satu referensi travelling menyebutkan bahwa bangunan ini merupakan salah satu bangunan tertinggi di dunia. And no wonder sih kalo bangunan ini emang bagus banget, terutama dari atas. Karena dari sini kalian dapat melihat hampir seluruh Osaka dari atas gedung. Bangunan ini kalo tidak salah mempunyai total lantai sebanyak lima puluh.

Jangan heran ya kalau tau tujuan kami selanjutnya yaitu…… Mal! iya mal, “kenapa sih kamu ke mall nad, kayak di Jakarta gaada aja?”
hahaha ini karena kami ingin main di indoor park di dalamnya. Mungkin kalo di Indonesia ini seperti timezone. Indoor theme park yang kami datangi menawarkan beberapa jenis permainan, namun kami hanya membayar untuk tiga permainan saja. Yang pertama adalah sadako experience. kami akan melewati suatu ruangan dengan lorong-lorong yang telah di set mistis dan properti ala-ala sadako. Menurutku itu… tidak seram! haha, sereman yang di Indonesia. Dua permainan lagi juga tidak menyenangkan sejujurnya, jadi aku rekomendasikan jangan bermain disini deh ketika kalian mengunjungi Osaka.

Makan malam di sekitar kita ward ini sebenarnya cukup menarik, karena banyak banget street food (tapi jangan dibayangkan seperti di Indonesia, karena disini street food nya di toko-in, wk) Dari sekian banyak itu kami memilih…….. suatu toko namun entah mengapa makanannya ga enak, wee.
Mungkin penutup yang epic dari hari pertama di Osaka adalah bagaimana menceritakan kami kembali ke penginapan dari stasiun terdekat. Jadi teman aku, Hening dan Erni sampai di stasiun tersebut lebih awal. Mungkin sejam sebelum kami. Namun bus sudah tidak ada saat itu. Kenyang makan pun ternyata tidak cukup untuk membuang waktu menunggu aku dan lainnya kembali. Jadi lah mereka menanyakan arah ke polisi terdekat (kebetulan ada pos polisi di depan stasiun tersebut) menuju penginapan. Sebenarnya tujuan mereka adalah merayu polisi-polisi tersebut dengan harapan mereka tertarik namun juga sekaligus kasihan dan mau mengantarkan mereka ke penginapan dengan mobil polisi. Aha! Namun itu semua gagal, karena ternyata polisi-polisi itu tidak mengerti bahasa inggris sama sekali hahaha! meskipun mereka sudah desperate, hingga menunjukan tujuan mereka dengan google maps, tetap saja polisi-polisi itu tidak mengerti hahaha. Jadi lah mereka menunggu kami diluar stasiun yang dingin!
Dan memang tidak ada bus malam itu. Jadinya kami jalan di tengah malamnya Osaka yang dingin dengan suhu sekitar min 7 celcius. “heater mana heater”

Memiliki Osaka All Day Pass sudah seperti memiliki magic pass tau gak! Iyalah kalian dapat mengunjungi tempat wisata sebanyak kurang lebih tiga puluh, dan all day pass ini juga melingkupi biaya transportasi seperti bus dan subway. Tempat wisata yang pertama kami Ferris Wheel di ujung Osaka.

Salah sih sepertinya kami mengunjungin tempat terjauh dulu, meskipun tempat wisata ini paling mahal. Karena waktu malah terbuang banyak di awal. Tapi dari keseluruhan list tujuan yang ada, sebenarnya aku paling penasaran sama…. Onsen! hahaha kenapa Onsen? karena tempat ini ‘menarik’ aja buat aku. Jadi buat kalian yang masih belum familiar sama onsen, onsen itu merupakan pemandian air panas yang…………….. yang kalian harus totally naked kalo mau masuk ke dalam kolam pemandiannya! Jadi satu aturan di onsen adalah kalian tidak boleh memakai satu helaipun benang ke dalam onsen. Tentu saja kolam pemandian antara pria dan wanita dipisah. 
Di kolam pemandian yang aku kunjungi cukup ramai kala itu. Hari itu hari minggu. Kolam tersebut menyediakan kolam pemandian dengan berbagai macam suhu, jacuzzi dan kolam pemandian dengan air nya adalah wine! kolam wine ini spesial banget menurut aku karena selain berwarna ungu (kusuka!) kolam ini juga wanginya enak dan manis. Efek dari air kolam ini ke kulit, juga bagus. Bisa membuat kulit kalian jadi lembut. 
Akhirnya di malam terakhir kami di Jepang kami makan…………………babi! but this chance is worth not to miss. Kenapa? karena ramennya ennakk banget ya tuhannn :””) Ini ramen terenak yang pernah gue rasain seumur hidup. Autentik Jepang banget lagi:””). Berubung Kak Toni ini bisa berbahasa Jepang jadi dia tau menu mana yang enak. Ditunjuk lah sama dia satu menu yang akan dia pesan. Dan kata dia ini menu paling spesial disini. Yang ditunjuk dia adalah……. ramen spesial dengan irisan babi (oh tuhan!). Yaudahlah ya, mungkin manusia pernah khilaf, dan aku memanfaatkan kesempatanku untuk khilaf ini dengan makan babi ini. Ya tuhan aku jatuh cinta. Itu sebenarnya bukan kali pertama aku makan babi, namun babi-babi yang sebelumnya pernah kumakan tidak ada yang seenak ini. Sebelum-sebelumnya cenderung biasa saja, bahkan tidak enak. Paduan yang tepat membuat ramen ini enak banget. 
Tak lupa kami menyempatkan diri berfoto didepan patung glico yang terkenal.


Lagi-lagi kejadian epic mengiringi perjalanan kami ketika sampai di stasiun di Osaka. Jadwal kami sebenarnya menunggu bis kami menuju Tokyo dari stasiun tersebut. Bis tersebut dijadwalkan akan berangkat pukul 22.00 (dan Bis di Jepang gak akan pernah ngaret!) dan kami baru tiba di stasiun tersebut pukul…. 21.50! cukup deg degan sih bakal ditinggal tidak. Namun ternyata aku masih melihat dua temanku yang lain di stasiun tersebut, jadi belum ditinggal kan? 
yakin belum ditinggal….. atau sebenarnya bus nya ga datang-datang? Eh tunggu dulu, kampret juga kalo beneran gadateng, ya kali bakal semalaman ngemper di stasiun dengan suhu mencapai hampir min 10 celcius, barang-barang seabrek dan parahnya dompet yang makin tiris. Kampretnya si bis ini beneran ga dateng…….. wassalam. Anjir gue almost mau nangis gitu entah kenapa… duit gue sisa kurang lebih 15000 won lagi, kalo mau beli tiket shinkansen mahal banget dan itu cuma ada di main station di osaka, dan baru ada besok paginya. Opsi lain cuma adalah pesawat dari kansai airport yang ternyata mahal juga, dan baru ada besok pagi. Ya tuhan gimana dong…… mana orang Jepang kita ngeluh sampe nangis-nangis kejer juga gaakan bisa bahasa inggris…. jadilah kita wandering around kayak bego disana. Untung salah satu teman aku ketemu dengan seseorang yang little bit can understand and speak english. Dan ternyata bener lah, bis kami gak akan datang malam itu due bad weather. Huhuhu sedih, harus nge relain ngeluarin beberapa lembar duit terakhir untuk beli tiket bus malam itu untuk balik ke Tokyo (untung ada!)



Similar Posts by The Author:

    2 Replies to “Japan won’t Leave You Anything, beside Good Memory (2)”

    發佈留言